Sudah yang ke-XII MTQ Ar-Rasyid terlaksana, artinya sudah banyak pula kisah dan berbagai upaya para pejuangnya untuk terus membuat MTQ Ar-Rasyid tetap terlaksana setiap tahunnya. Diceritakan secara sederhana oleh Ust Ripai sebagai Ketua LPTQ tentang bagaimana ia ketika dulu menjadi seorang santri di 2004 yang rupanya, para santri terdahulu (asatidz saat ini), mengikuti MTQ Kabupaten, dengan ilmu seadanya, dan pengalaman seminimnya.

Dengan persiapan yang seadanya mereka memutuskan menjadi peserta MTQ di tahun berikutnya lagi, namun tidak juga pulang membawa kabar baik prestasi. Sampailah pada titik di mana para guru di Ar-Rasyid melakukan proyeksi ulang, analisis tentang alasan kenapa para santri yang sudah sangat-sangat terpilih dari pesantren tidak juga membuahkan hasil yang baik. Akhirnya tercetuslah Ar-Rasyid mengadakan MTQ, perlombaan serupa.

Para guru belajar dan melihat langsung, untuk mempelajari bagaimana sebenarnya MTQ itu dilakukan, dan bagaimana hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan, mulai dari persiapan, saat kegiatan, bahkan setelah kegiatan. Sudah cukup ilmu dan pengetahuan, dibuatlah MTQ pertama di Ar-Rasyid pada 2012, dan dilaksanakan sekali dalam setahun.

Dengan adanya MTQ di Ar-Rasyid, yang diikhtiarkan sebagai wadah besar dalam membimbing, meningkatkan pengetahuan, bakat dan kemampuan santri-santriwati, tentunya para asatidz akan melihat kualitas santri santriwati dalam membaca Al-Quran, “Dan Alhamdulillahnya, kita telah banyak mencetak prestasi di MTQ di berbagai cabang perlombaan, sejak adanya MTQ pesantren dibuat dan dilanjutkan,” ucap syukur Ust Ripai.

Ummi Yayasan dalam sambutannya saat membuka secara resmi MTQ Ar-Rasyid pun sampaikan syukurnya pada seluruh jajaran pendiri, dan panitia setiap tahun, untuk terus menjaga adanya MTQ, dari tidak ada menjadi, dan lebih tentunya terus berkembang lagi,

“Bukan hanya membaca Al-Quran dan lomba saja, tapi harus menggali lagi apa dan bagaimana Al-Quran itu. MTQ ini juga sebagai syiar. Mari dalami dengan baik segala isi Al-Quran itu. insyaallah nama baik pesantren Ar-Rasyid ini akan selalu baik seluruh Nusantara kita, dan membaca Al-Quran ini adalah tugas kita sebagai ummat Rasulullah,” harap Ummi Yayasan.

Di akhir kata, Ust Ripai ingatkan lagi bahwa mengikuti MTQ jangan hanya dijadikan seremonial saja, tapi harus bisa dijadikan pelajaran dan pengalaman. Potensi akan terlihat dari MTQ yang diadakan di pesantren, dan mengajak masyarakat untuk semakin cinta pada Al-Quran, lewat syiar Islam dari para santri.

Semoga, MTQ terus terjaga dan terus terlaksana dengan baik di Ar-Rasyid dan dapat menumbuhkan semangat belajar bagi para santri santriwati. Aamiin.